Harimau Sombong Dan Kancil Yang Cerdik

Dikisahkan, di dalam hutan belantara yang subur ada sebuah sungai yang membentang membelah hutan menuju muara sungai masuk ke lautan. Jika dilihat dari atas, sungai itu seperti meliuk-liuk bagaikan ular besar yang sedang berjalan.

Terlihat seekor Harimau besar yang sedang minum di sungai tersebut, air begitu jernih dengan santainya, namun tatkala dia sudah minum, sang harimau melihat bayangannya sendiri yang tercermin dari air sungai.

Harimau itu berbisik mengagumi dirinya, dan berkata betapa ganteng dan gagah penampilannya kini dengan otot-otot kuat dan warna belangku yang sangat menawan. Suaranya jelas terdengar sang kancil yang kala itu sedang mengambil air minum di sungai tersebut.

Dari kesombongan yang terlihat, sang harimau suka dengan seenaknya memberikan perintah terhadap siapa pun hewan yang lebih kecil yang di anggapnya lebih lemah sehingga dapat dengan mudah dia perintah dan di suruhnya.

Sambil melangkahkan kakinya dari tempat tersebut, hatinya terus berpikir dengan cara apa dia bisa memberikan pelajaran terhadap kawan yang sombong ini sang harimau. Saat sedang berjalan dengan lamunan yang terus menghantui, dia bertemu dengan sang sahabat yang lain, dialah sang kelinci jantan yang sedang mencari makan rumput-rumput hijau kesukaannya.

Kancil itu bercerita kepada kelinci, bahwa dia tadi bertemu dengan sang harimau yang selalu sombong dan bertindak semena-mena terhadap kita yang lemah dan kecil ini. Kancil itu merasa sebaiknya dia memberikan sedikit pelajaran agar dia kapok dan tidak bertingkah terlalu sombong.

Namun sang kelinci hanya terdiam saja mendengarkan, lalu bertanya kepada kancil apakah dia memiliki cara yang bagus untuk memberikan pelajaran. Kedua sahabat itu terdiam masing-masing sedang berpikir cara apa yang harus mereka lakukakan untuk memberi sedikit pelajaran terhadap kawan yang sombong ini.

Lama-lama sang kancil angkat bicara lagi sambil berkata, bahwa dia telah menemukan cara yang tepat dan cara itu tidak akan mencelakainya. Kancil pun meminta kelinci untuk bilang kepada sang harimau sombong itu, bahwa dia telah menghajarnya dan akan menghajar siapa pun termasuk harimau bila mengganggunya.

Kancil pun berkata bahwa dia akan menunggu sang harimau di atas sana di bawah pohon besar yang berada di atas bukit sambil tangannya menunjuk pohon besar yang berada diatas bukit.

Sang kelinci khawatir terhadap kancil, namun kancil menenangkan kelinci bahwa dia dalam mengatur siasat selalu cerdik dan berhasil. Kemudian sang kelinci pergi dari tempat itu, walau sebenarnya hatinya sangat takut terhadap rencana dari sang kancil kawannya tersebut.

Sang kelinci berjalan dari tempat tersebut untuk menemui sang harimau, dan dia akan menjalankan rencana yang sedang di rencanakan sang kancil yang terkenal dengan kecerdikannya.

Maka sampailah sang kelinci di tempat sang harimau, lalu berkata dengan nada di buat-buat mengadukan perbuat sang kancil yang menantang sang harimau pula.

Harimau yang marah setelah mendengar cerita kelinci, segera berlari dari tempat itu menuju bukit yang ada pohon besarnya untuk menghajar sang kancil. Lalu sampailah sang harimau di tempat yang di tunjukkan sang kelinci, benar saja sang kancil sedang duduk-duduk di bawah pohon besar tersebut. Maka berkatalah sang harimau dengan suara yang menggelegar keras sekali sambil jari telunjuk yang berkuku tajam menunjuk ke muka sang kancil.

Namun si kancil tetap berusaha tenang, dan menyuruh sang harimau agar jangan terlalu keras-keras nada bicaranya. Kancil itu mengaku sedang melaksanakan tugas penting dan harus tertib dalam pelaksanaannya. Harimau pun penasaran tugas penting apa yang dilakukan kancil, lalu kancil menyuruh harimau untuk melihat ke atas dahan pohon. Tangan kancil pun menunjuk benda yang bergantung bulat dan ukurannya cukup besar.

Kancil mengatakan, bahwa benda bulat itu adalah benda sakti yang harus dia jaga jangan sampai siapa pun memukulnya, sebab yang memukul benda sakti itu sebelum waktu yang di tentukan akan membuat yang memukulnya menjadi sakti dan suaranya sangat merdu. Sang kancil berkata sambil terus saja jari tangannya menunjuk benda tersebut, matanya tidak lepaskan pandangannya dari benda tergantung tersebut.

Harimau pun mulai terpancing dengan ucapan kancil, dan ia ingin memukul bend aitu sekali saja. Awalnya kancil melarang harimau itu untuk memukulnya, namun ternyata itu hanya siasat si kancil. Si kancil pun kemudian berkata, bahwa harimau boleh memukulnya namun dia tidak bertanggung jawab jika terjadi sesuatu. Dan si kancil harus pergi dulu dari sini biar tidak ada orang yang tahu bahwa dia telah mengijinkannya memukul benda itu.

Setelah sang kancil tidak ada di tempat, sang harimau cepat saja naik ke atas pohon tersebut dengan tidak meneliti dulu apakah yang tergantung di dahan pohon tersebut langsung saja di pukulnya. Harimau itu tidak mengetahui, bahwa sebenarnya itu adalah sarang tawon. Sontak ribuan pasukan tawon marah saat sarangnya diusik.

Sekujur tubuh harimau di kerubuti ribuan tawon yang sedang marah, sengatannya sunguh-sunguh menyakitkan sekali bagi sang harimau. Dia pun terjatuh dari atas dahan pohon besar tersebut dan langsung bangun kembali selanjutnya berlari sekencang-kencangnya namun ribuan pasukan tawon terus saja mengejarnya kemana pun dia berlari.

Sambil berlari otaknya di putar mencari akal, dan setelah mendapatkan akal dia pun berlari menuju sungai di depannya. Akhirnya, sang harimau selamat dari kejaran pasukan tawon masuk ke dalam air sungai. Sementara di tempat lain sang kancil dan sang kelinci tertawa terbahak-bahak melihat jagoan yang berbadan kekar dan berotot kuat kalah dengan makhluk kecil yang hanya sebesar tawon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *